Jakarta - Hari Rabu tanggal 10 September 2008 sekitar jam 06 sore saya berbelanja di supermarket Ramayana di basement Blok Mall. Sejumlah kurang lebih Rp 8,300 (Sun Kara dan minyak Bimoli ukuran kecil).

Saya menyerahkan uang Rp 10,000 1 lembar dan seperti yang sudah saya kira untuk yang ke sekian kalinya kasir memberikan kembalian berupa 1 lembar Rp 1,000, 1 koin Rp 500 dan 2 buah permen Menta. Dengan dongkol saya menolak permen dan meminta diganti dengan "uang asli". Tapi, dengan cueknya kasir bilang "ga ada".

Terus saya berinisiatif memberikan uang 200 rupiah dengan harapan kasir akan memberikan uang Rp 500 (walaupun berarti kasir nombok alias memberi saya lebih Rp 100).

Ajaib. Sang kasir langsung menolaknya dan bilang, "Ibu kurang Rp 100 dong". Masyaallah. Pihak Ramayana dengan seenaknya menukar Rp 200 saya dengan permen yang belum tentu saya makan. Sedangkan saya kurang pembayaran Rp 100 dia tidak mau? Maksudnya apa?

Apabila pada saat itu saya memiliki stok permen apakah Ramayana bersedia menerima kekurangan pembayaran saya dengan permen? Sejak kapan permen dijadikan sebagai alat tukar uang? Kalau memang tidak ada uang kecil kenapa Ramayana tidak menyediakannya?

Masa setiap belanja ke sana selalu tidak ada uang kecil? Saya sudah lama sekali berniat untuk membawa permen setiap kali belanja di Ramayana. Jadi kalau suatu saat uang saya tidak cukup saya akan membayarnya dengan permen.

Pengalaman ini bukan yang pertama kalinya buat saya. Sudah puluhan kali. Saya bahkan sudah pernah mengirimkan surat terbuka kepada pihak Ramayana pada bulan Mei 2006 lewat surat pembaca detik.com, tapi tidak pernah ditanggapi sama sekali.

Berbeda sekali dengan Alfamart yang memberikan respon positif. Ramayana besar karena pelanggannya. Berapa ratus konsumen yang telah menerima kekurangan pembayaran konsumen dengan permen? Saya mohon tanggapannya. Terima kasih.

Ira Umboh
PT. JDA INDONESIA
Plaza Aminta Lt 7
Cilandak Jakarta Selatan
(msh/msh)

Source : Detik.com

Pendapat : Pedagang ko seenaknya...kalau pembeli kurang bayar dia ga mau..giliran pedagang yang kurang bayar kita harus terima....benar benar edan.